FITUR LAYANAN
DIKARA INSTITUTE

Program


Dikara Institute memberikan setiap insan peluang untuk meningkatkan kualitas mutu diri sehingga menciptakan kualitas sumber daya manusia yang berintelektual dengan layanan yang kami berikan

Testimoni


Artikel


Penelitian Penggunaan Peralatan Elektronik dan Emisi Karbon

Latar Belakang

    Kemajuan teknologi digital mendorong peningkatan penggunaan peralatan elektronik di rumah tangga, dari AC hingga smartphone. Meski memudahkan hidup, konsumsi energi listrik yang terus meningkat ikut menyumbang emisi karbon yang mempercepat pemanasan global. Menurut IEA (2023), rumah tangga menyumbang hampir 20% dari total konsumsi energi dunia. Di Indonesia sendiri, tren ini naik 5–7% per tahun. Sayangnya, banyak orang belum menyadari bahwa kebiasaan sederhana—seperti membiarkan charger terpasang semalaman atau membiarkan alat elektronik menyala terus—berkontribusi pada krisis iklim.

 

Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan menganalisis konsumsi energi dari perangkat elektronik rumah tangga, menghitung kontribusi emisi karbon yang dihasilkan, memahami perilaku pengguna yang memengaruhi efisiensi energi, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup rendah emisi.

 

Metodologi

    Penelitian dilakukan melalui survei terhadap 250 rumah tangga di Jakarta, Jawa Barat, dan Yogyakarta, dengan tambahan wawancara mendalam pada informan dari rumah tangga, LSM, dan pemerintah daerah. Data konsumsi energi dihitung dalam kWh dan dikonversi ke emisi karbon menggunakan standar IPCC. Data pendukung diambil dari laporan nasional dan lembaga terkait lingkungan.

 

Hasil Penelitian

    Rata-rata rumah tangga menggunakan 6–10 perangkat elektronik aktif setiap hari, dengan konsumsi energi tertinggi berasal dari AC, mesin cuci, dan televisi. Total konsumsi bulanan sekitar 260 kWh, menghasilkan emisi 206 kg CO₂. Rumah tangga yang sadar efisiensi—seperti mematikan alat sepenuhnya dan memilih perangkat hemat energi—memiliki emisi 30% lebih rendah. Namun, hanya 18% responden memahami kaitan listrik dan perubahan iklim, dan hanya 12% yang rutin memantau konsumsi listrik.

 

Rekomendasi
    Penelitian merekomendasikan edukasi publik tentang jejak karbon, labeling energi yang lebih jelas, insentif untuk perangkat hemat energi, serta pengembangan aplikasi digital pemantau konsumsi listrik. Temuan ini menegaskan pentingnya kebijakan dan kesadaran kolektif dalam mendorong rumah tangga Indonesia menuju pola hidup rendah karbon. 

Juni 24, 2025
Penggunaan Smartphone pada Pemilihan Tujuan Wisata: Teman Setia Petualangan Modern

LatarBelakang

     Di era digital, smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perencanaan perjalanan wisata. Perangkat ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sumber inspirasi, informasi, dan pemesanan wisata yang praktis dan efisien. Dari media sosial, aplikasi peta, hingga platform pemesanan, semua bisa diakses dengan mudah hanya melalui genggaman tangan. Fenomena ini mengubah cara orang memilih destinasi dan merancang liburan mereka.

    Penelitian ini penting karena menunjukkan perubahan pola perilaku wisatawan dalam pengambilan keputusan perjalanan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran smartphone, pelaku industri pariwisata dapat menyesuaikan strategi pemasaran, sementara pengguna dapat lebih bijak dan efisien dalam memanfaatkan teknologi untuk perencanaan liburan yang optimal.

 

Metode yang Digunakan

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data melalui observasi literatur, survei online ringan kepada pengguna smartphone aktif, serta analisis konten dari berbagai platform digital yang sering digunakan dalam perencanaan perjalanan (seperti Instagram, Google Maps, dan Traveloka).


Hasil yang Diperoleh

    Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan smartphone sejak fase awal perencanaan wisata, mulai dari mencari inspirasi hingga melakukan pemesanan. Media sosial menjadi sumber utama ide destinasi, sedangkan aplikasi pemesanan mempermudah proses reservasi. Namun, ada juga tantangan berupa informasi berlebih yang bisa membingungkan pengguna. Secara umum, smartphone dinilai sangat membantu dalam menjadikan perencanaan wisata lebih praktis, cepat, dan personal. 

Juni 24, 2025
Mendorong Wisata Halal di Indonesia: Potensi Besar, Tantangan Nyata

    Industri pariwisata terus berkembang pesat secara global, termasuk segmen pariwisata halal yang makin diminati. Wisata halal mengacu pada layanan wisata yang sesuai dengan prinsip Islam—seperti tersedianya makanan halal, tempat ibadah, dan lingkungan yang ramah keluarga. Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, lebih dari 140 juta wisatawan Muslim melakukan perjalanan setiap tahunnya, dan jumlah ini terus bertumbuh.

    Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia punya potensi besar untuk menjadi pusat destinasi halal. Namun, pengembangannya belum maksimal. Banyak pelaku usaha yang belum memahami konsep halal tourism secara menyeluruh, infrastruktur masih terbatas, dan sebagian masyarakat bahkan masih menganggap wisata halal sebagai sesuatu yang eksklusif atau hanya untuk kalangan tertentu.

    Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi masyarakat dan kesiapan daerah dalam mendukung pariwisata halal. Studi ini dilakukan di tiga daerah: Lombok, Aceh, dan Yogyakarta, dengan melibatkan 300 responden dan berbagai pihak seperti pelaku usaha, dinas pariwisata, dan tokoh masyarakat.

 

Apa Temuannya?

    Sebagian besar responden (72%) sudah paham konsep wisata halal, terutama terkait makanan halal dan fasilitas ibadah. Namun, masih ada perdebatan soal apakah konsep ini inklusif untuk semua wisatawan. Dari sisi pelaku usaha, 64% menyatakan siap beradaptasi, tapi mereka butuh pelatihan, insentif, dan panduan yang jelas. Sementara wisatawan Muslim sendiri lebih memilih destinasi yang tidak hanya menyediakan fasilitas halal, tapi juga punya nilai budaya Islam yang terasa kuat.

Lombok dan Aceh dinilai paling siap karena sudah memiliki dukungan regulasi dan kerja sama lintas sektor. Sementara tantangan umum di berbagai daerah meliputi promosi digital yang belum maksimal, proses sertifikasi halal yang rumit, dan kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan.

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal penting:

  • Menyusun roadmap pengembangan wisata halal yang berbasis budaya lokal.
  • Memberikan pelatihan dan literasi bagi pelaku usaha soal standar halal.
  • Mengembangkan platform digital khusus untuk promosi wisata halal.
  • Menyatukan arah kebijakan antara pusat dan daerah, terutama dalam hal sertifikasi dan infrastruktur.
Juni 24, 2025