Industri pariwisata terus berkembang pesat secara global, termasuk segmen pariwisata halal yang makin diminati. Wisata halal mengacu pada layanan wisata yang sesuai dengan prinsip Islam—seperti tersedianya makanan halal, tempat ibadah, dan lingkungan yang ramah keluarga. Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, lebih dari 140 juta wisatawan Muslim melakukan perjalanan setiap tahunnya, dan jumlah ini terus bertumbuh.

    Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia punya potensi besar untuk menjadi pusat destinasi halal. Namun, pengembangannya belum maksimal. Banyak pelaku usaha yang belum memahami konsep halal tourism secara menyeluruh, infrastruktur masih terbatas, dan sebagian masyarakat bahkan masih menganggap wisata halal sebagai sesuatu yang eksklusif atau hanya untuk kalangan tertentu.

    Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi masyarakat dan kesiapan daerah dalam mendukung pariwisata halal. Studi ini dilakukan di tiga daerah: Lombok, Aceh, dan Yogyakarta, dengan melibatkan 300 responden dan berbagai pihak seperti pelaku usaha, dinas pariwisata, dan tokoh masyarakat.

 

Apa Temuannya?

    Sebagian besar responden (72%) sudah paham konsep wisata halal, terutama terkait makanan halal dan fasilitas ibadah. Namun, masih ada perdebatan soal apakah konsep ini inklusif untuk semua wisatawan. Dari sisi pelaku usaha, 64% menyatakan siap beradaptasi, tapi mereka butuh pelatihan, insentif, dan panduan yang jelas. Sementara wisatawan Muslim sendiri lebih memilih destinasi yang tidak hanya menyediakan fasilitas halal, tapi juga punya nilai budaya Islam yang terasa kuat.

Lombok dan Aceh dinilai paling siap karena sudah memiliki dukungan regulasi dan kerja sama lintas sektor. Sementara tantangan umum di berbagai daerah meliputi promosi digital yang belum maksimal, proses sertifikasi halal yang rumit, dan kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan.

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal penting:

  • Menyusun roadmap pengembangan wisata halal yang berbasis budaya lokal.
  • Memberikan pelatihan dan literasi bagi pelaku usaha soal standar halal.
  • Mengembangkan platform digital khusus untuk promosi wisata halal.
  • Menyatukan arah kebijakan antara pusat dan daerah, terutama dalam hal sertifikasi dan infrastruktur.
Juni 24, 2025